Tuesday, April 12, 2011

Kebudayaan Toraja

Pada mulanya, kehidupan manusia yang bermasayarakat merupakan suatu hal yang dapat dikatakan bahwa manusia itu sendiri adalah makhluk sosial. Tak lepas dari situ, proses interaksi bermasyarakat akan memunculkan sesuatu yang bisa dibilang Kebudayaan. Kebudayaan memiliki definisi yang berarti semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk kepentingan masyarakat.

Saya akan bercerita sedikit tentang salah satu contoh kebudayaan di Indonesia, yaitu kebudayaan yang berasal dari suku Toraja. Suku Toraja sendiri adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas".
Kemudian ada contoh kebudayaan dari suku ini yang unik bagi saya sendiri :

1. Upacara Pemakaman
Upacara pemakaman masyarakat Toraja memang cukup unik bagi saya, upacara pemakaman ini merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal bagi masyarakat Toraja, semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal. Hanya keluarga bangsawan saja yang berhak menggelar pesta pemakaman yang besar. Upacara pemakaman ini kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan, dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup dana untuk menutupi biaya pemakaman. Wauw... bisa lama sekali ya untuk upacara pemakaman satu orang saja... hehe

Bagian lain dari pemakaman adalah penyembelihan kerbau. Saya pernah melihatnya dalam suatu acara televisi. Jadi, semakin berkuasa seseorang maka semakin banyak kerbau dan babi yang disembelih, karena para penganut kepercayaan Aluk Todolo percaya bahwa roh binatang yang ikut dikorbankan dalam upacara kematian tersebut akan mengikuti arwah orang yang meninggal dunia tadi menuju ke puyo. Semua itu dilakukan karena pihak keluarga ataupun kerabat ingin memberikan yang terbaik bagi jiwa yang telah meninggal tersebut. Bayangkan saja, harga kerbau yang bervariasi, mulai dari 40 juta hingga 100 juta. Begitu mahalnya untuk memakamkan satu orang saja. Biaya ini bisa lebih mahal dari upacara pernikahan.
clip_image001[4]clip_image002[4]
clip_image003[4]

Ada tiga cara pemakaman: Peti mati dapat disimpan di dalam gua, atau di makam batu berukir, atau bisa juga digantung di tebing. Orang kaya kadang-kadang dikubur di makam batu berukir. Makam tersebut biasanya mahal dan waktu pembuatannya sekitar beberapa bulan. Di beberapa daerah, gua batu digunakan untuk meyimpan jenazah seluruh anggota keluarga. Sedangkan untuk peti mati bagi bayi atau anak-anak, digantungkan dengan tali di sisi tebing. Tali tersebut biasanya bertahan selama setahun sebelum membusuk dan membuat petinya terjatuh.

2. Rumah Tradisional Toraja (Tongkonan)
Rumah tradisional Toraja dikenal dengan nama Tongkonan. Tongkonan berasal dari bahasa Toraja, tongkon yang berarti “duduk”. Tongkonan terdiri dari tumpukan kayu yang dihiasi dengan ukiran berwarna. Bagi suku Toraja, Tongkonan merupakan pusat kehidupan dan sangat penting bagi kehidupan spiritual. Menurut cerita rakyat, Tongkonan yang pertama dibangun di surga dengan 4 tiang. Ada tiga jenis tongkonan, yaitu Tongkonan layuk sebagai pusat "pemerintahan". Tongkonan pekamberan dan tongkonan batu.

clip_image004[4]clip_image005[4]


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Toraja

0 komentar:

Post a Comment